image from : hotviral.my.id
Pemilihan Nusantara oleh Pemerintah untuk nama Ibu Kota Negara (IKN) baru langsung menimbulkan pro dan kontra di dunia maya dan nyata. Konon, Nusantara dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari 80 usulan nama.
Pemilihan nama Nusantara ini telah melalui pandangan ahli bahasa, ahli sejarah, dan sejumlah pakar lainnya. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan alasan Nusantara dipilih, karena sudah dikenal sejak dulu, ikonik di kalangan Internasional, mudah, dan menggambarkan kenusantaraan Indonesia.
Pemberian nama Nusantara ternyata tidak berjalan mulus. Ada yang mendukung, banyak juga yang menolak. Alasannya macam-macam.
Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin kurang setuju Nusantara jadi nama ibu kota baru. Menurut dia, selama ini Nusantara dipahami dan dimengerti sebagai sebutan bagi seluruh wilayah kepulauan di Indonesia.
“Hemat saya, sebaiknya Nusantara tetap menjadi nama istilah bagi seluruh wilayah tanah tumpah darah Tanah Air kita, Indonesia,” pinta politisi PPP itu.
Hal senada dikatakan, Politisi Gerindra, Fadli Zon. Menurut dia, Nusantara memiliki pengertian sendiri sebagai wilayah Indonesia. Belum lagi ada Wawasan Nusantara.
Fadli mengusulkan, pemerintah meniru Kazakhstan yang menggunakan nama presidennya sebagai pusat pemerintahan. Lagipula, belum lama ini DPR dan sejumlah pejabat Bappenas belajar ke Kazakhstan soal pemindahan ibu kota.
“Usul saya, nama ibu kota langsung saja Jokowi. Sama dengan Ibu Kota Kazakhstan ‘Nursultan’ (dari nama Presiden Nursultan Nazarbayev),” cetusnya.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo menduga Nusantara sengaja dijadikan nama ibu kota negara agar publik fokus ke situ. Padahal ada hal menarik lainnya. Seperti, siapakah orang yang akan memimpin kepala pemerintahan di sana.
“Kemarin santer disebut-sebut lagi si mantan napi? Tidak adakah orang lain di 274 juta rakyat? Akankah Kominfo meralat (lagi)? Ambyar,” cecarnya.
Sejarahwan JJ Rizal mengatakan, pemberian nama Nusantara bertolak belakang dengan gagasan pokok pemilihan Kaltim sebagai lokasi ibu kota negara baru. Pemilihan Kalimantan disebut untuk memutus kesenjangan antara wilayah Pulau Jawa dan luar Jawa.
“Istilah Nusantara mencerminkan bias Jawa yang dominan. Nusantara adalah produk cara pandang Jawa masa Majapahit yang mendikotomi antara negara gung (kota Majapahit) dengan mancanegara (luar kota Majapahit),” ujarnya.
Warganet juga ikut mengomentari pemberian nama Nusantara untuk ibu kota negara baru.
“Terlalu general gak sih? Gak ada ciri khasnya! Ya walaupun bagus, tapi kayak aneh aja. Coba Jakarta, kek keren aja gitu, gak ada dimana-mana,” cuit @DanniPrapara. “Loh bukannya unik. Nusantara kan mencerminkan Indonesia,” timpal @xhzkx.
“Iya sih bagus, tapi rada aneh. Karena dari dulu taunya Nusantara ya luas gitu, gak cuma satu wilayah,” sambar @deedyat_. “Lah iya. Nanti belajar sejarah bingung,” canda @busygirlxx.
“Ntar gua bikin puisi ada kata Nusantara yang maknanya besar jadi cuma sekota doang dong,” sesal @nkmtoyul. “Kenapa gak Sunda Empire aja sekalian,” seloroh @floeesky
referensi : hotviral.my.id
0 Komentar
Post a Comment